Senin, 20 Juni 2016

Pupuk Kandang

Macam-macam  Cara Pembuatan Pupuk Organik

Jika pada artikel sebelumnya  Cara Mudah Membuat Kompos dari Kotoran Sapi  Hanya fokus pada pembuatan satu macam kompos saja maka berikut ini akan coba penulis uraikan beberapa macam pupuk organik dengan proses pembuatannya. Tentu saja masih dengan bahan dasar utama kotoran sapi. Selamat membaca.

Dinamakan kompos organik  karena mengandung unsur kimia yang komplit berasal dari campuran kotoran sapi dan urine yang diaduk secara merata oleh ternak sendiri dengan cara
diinjak-injak sehingga telah mengalami proses dekomposer dengan baik.


Bahan dan peralatan
a. Kotoran sapi yang bercampur dengan urine
b. Sekam atau ”gergajen” (limbah gergajian kayu)
c. Kapur bubuk
d. Skop dan saringan
e. Karung plastik
f. Timbangan

Proses pembuatan kompos curah
Kotoran yang dipanen dari kandang diangin-anginkan di tempat teduh selama ± 2 bulan di musim hujan atau 1 bulan di musim kemarau, kotoran dihancurkan dan diayak dengan ukuran
lubang 0,5 x 0,5 cm, kemudian dikemas dalam karung

Proses pembuatan kompos blok
Kotoran yang baru dipanen (kondisi masih basah), dicetak menggunakan alat pres manual sederhana atau dengan menggunakan mesin pres batako. Cetakan kompos blok berukuran p = 20 x l = 12 atau 6 x t = 5 cm.

Proses pembuatan kompos granula
Bahan
1. Kompos curah
2. Tepung tapioka 3–5 % dari berat kering kompos
3. Air 8–10 % dari berat kering kompos
4. Zat pewarna ( merah, kuning, orange, hijau)

Cara Kerja
a. Tepung tapioka yang telah dicampur dengan pewarna, ditaburkan pada mesin granul.
b. Kompos curah yang dihaluskan ditempatkan di atas lapisan tepung tapioka.
c. Air disemprotkan melalui saluran yang ada pada mesin granul.
d. Mesin dihidupkan dengan gerakan memutar sehingga akan terbentuk bulatan – bulatan granul.
e. Dikemas dalam plastik.

Proses Pembuatan Bokhasi

Bahan
1. Kotoran sapi setelah ditiriskan
2. Sekam (10% dari bobot kotoran sapi)
3. Abu sekam (10% dari bobot kotoran sapi)
4. Dedak padi (5% dari bobot kotoran sapi)
5. Larutan EM-4 + Tetes + Air ( 2 : 2 : 1000) atau 1 liter air + 2 cc EM-4 + 2cc tetes atau 1 liter air + 2 cc EM-4 + 6 sendok makan gula pasir.

Cara membuat
1. Campur kotoran sapi + sekam + abu sekam + dedak padi sesuai takaran, kemudian diaduk hingga merata.
2. Tuang campuran larutan EM-4 + tetes + air ke dalam campuran No. 1. dan diaduk hingga merata sampai membentuk adonan dengan kadar air + 40%.
3. Ditutup dengan karung goni atau tikar. Dalam kondisi aerob fermentasi akan berlangsung cepat sehingga suhu bokkhasi Kompos Organik meningkat 35-40oC. Bila suhu mencapai 50%, maka bokhasi dibolak-balik agar udara masuk dan suhu turun. Lama fermentasi antara 4-5 hari dan bokhasi dianggap jadi apabila berbau khas fermentasi, kering, dingin dan ditumbuhi jamur berwarna putih. Apabila berbau busuk, maka pembuatan bokhasi dianggap gagal.

Cara Penggunaan Kompos
Cara pemberiannya ditebarkan merata di permukaan tanah dengan dosis sesuai jenis tanaman; untuk pemupukan individu seperti tanaman dalam pot (jeruk, mangga, bunga, dsb), kompos disebarkan dibawah kanopi terluar dari daun; untuk hamparan tanaman padi dan tanaman polowijo diberikan 10 ton/ha setiap 6 bulan; untuk tanaman bawang merah 20.000 kg/ha; untuk tanaman semangka 2 kg/bedengan. Marsono (2001) menyatakan bahwa pemakaian pupuk kompos organik berdasarkan umur Kompos Organik tanaman adalah 500 g/tanaman pada umur 1 - 3 bulan, 1000 g/tanaman pada umur tanaman 4 - 9 bulan.

Berdasarkan hasil pengkajian BPTP Jawa Barat menunjukkan bahwa tanaman tomat varietas sakura yang dipupuk kompos kotoran sapi mampu berproduksi 3,15 kg/tanaman.

Sedangkan untuk tanaman bawang daun dan seledri dengan pemakaiankompos organik kotoran sapi dapat meningkat produksinya masing-masing 57,1% dan 47,6%.

Referensi:
http://lolitsapi.litbang.pertanian.go.id

Sapi Bali


Potensi dan Cara Sederhana Beternak Sapi Bali

Sapi Bali sangat terkenal sebagai sapi yang memiliki fertilitas sangat baik dan juga sifat ke indukan yang baik. Betina sapi Bali sangat bagus sebagai betina yang "care" terhadap anaknya (pedet) atau memiliki "mother insting" yang baik.
Sapi Bali Jantan - Super

Saat ini populasi sapi Bali jumlah sangat mencukupi jika hanya untuk suplai pulau Bali sendiri, sehingga kelebihan stock sapi Bali siap potong dikirim atau dijual keluar pulau Bali.

Akibat rendahnya harga sapi hidup dan Jabodetabek yang awalnya adalah tujuan utama pemasaran sapi Bali, saat ini sapi Bali lebih banyak dipasarkan di Jawa Timur dimana tingkat harga sapi hidup dan harga karkas masih jauh lebih tinggi daripada di Jabodetabek.

Cara Beternak Sapi Bali 
Sapi Bali merupakan ternak unggul dan unggulan di Provinsi Bali. Ternak ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
  • Tubuh berwarna merah bata pada anak danbetina dan berwarna hitampada jantan setelah berumur 1 Tahun
  • Kaki dan bagian belakang putih
  • Cermin hidung dan ujung ekor hitam
  • Punggung ( Gumba -ujung ekor ) garis hitam
Masyarakat di Bali memfungsikan Sapi Bali sebagai tenaga kerja pertanian, Sumber pupuk Organik, sebagi Sapi potong yang menghasilkan daging,Sumber Bibit Sapi dan menyumbangkan atraksi agrowisata. Oleh sebab itu Peternakan Sapi Bali terus dikembangkan, agar keberadaannya tetap lestari dan meningkatkan perekonomian masyarakat Bali,khususnya Peternak Sapi

Pembudidayaan Sapi Bali mengacu kepada Sapta Usaha Peternakan Yaitu ;
  • Memilih bibit yang baik.
  • Menyediakan Pakan
  • Menyediakan Kandang
  • Merawat Kesehatan Hewan.
  • Mengatur Reproduksi
  • Penanganan Pasca Panen dan
  • Pemasaran,
Cara Memilih Bibit Sapi Bali
Memilih Sapi bakalan untuk penggemukan. Untuk bakalan, sebaiknya dipiih Sapi yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
  • Jantan atau Betina yang tidak produktif
  • Bentuk tubuh ; bagus ( badan,kepala, leher, kaki )
  • Pertautan kulit longgar.
  • Kesehatan baik ( kulit mengkilat, mata bersinar,cermin hidung lembab )
  • Nafsu makan baik.
  • Berat badan 275-300 Kg
Memilih Sapi Bali untuk Induk 
  • Betina,Sehat.
  • Asal usul diketahui( Dari keturunan produktif, tidak inbreeding )
  • Mempunyaisifat keindukan baik, yaitu kepalaleher halus dan ramping, bagian pinggul lebih besar dibandingkan dengan bagian dada, ambing besar, putting 4 buah, sejajar dan simetris,kaki besar,kuat, berdiri tegak dan simetris.
  • Maksimal 2 kali beranak dan produktif
  • Tinggi kumba minimal 110 cm,
  • Panjang badan minimal 115 cm
Pakan Hijauan dan Konsentrat untuk Sapi Bali
Jenis pakan Sapi Bali berupa ; hijauan dan dedaunan segar, limbah pertanian seperti jerami padi, jerami jagung,kulit kakao, kulit kopi yang dilakukanpengoahan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada sapi. Selain hijauan, sapi bali juga diberimkonsentrat seperti dedak darimpadi, jagung dan bijian lainnya. Sapi membutuhkan pakan hijauan sebanyan 10% dari berat badannya setiap hari. Hijauan tersebut terdiri dari 2/3 bagian rerumputan dan 1/3 bagian kacang-kacangan. Konsetrat berupa dedak padi 1-2 Kg/ hari dan mineral sesuai dengan kebutuhan,selain pakan , sapi juga memerlukan air minumyang cukup.
Syarat-Syarat Kandang Sapi Bali
Kandang yang nyaman bagi ternak adalah. Bersih,kering dan hangat. Untuk itu kandang dibuat agar memenuhi kriteria sebagai berikut ;
  • Cukup mendapat sinar matahari, aliran udara lancar,beratap supaya sapi tidak kepanasan maupun kehujanan.
  • Mempunyai saluran pembuangan yang lancar dan tempat pembuangan kotoran yang memadai
  • Terbuat dari bahan yang kuat,tidak melukai Sapi dan tahan lama.
  • Lantai kandang datar,cukup keras,dilengkapi dengan garis-garis tebal mengarah dari depan ( kepala ) kebelakang ( pantat sapi ) dan makin kebelakang semakin dalam.
  • Kandang dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat air minum
  • Ukuran kandang untuk Sapi dewasa panjang 2 m,lebar 1,5 m dan tinggi 2 m.
Pencegahan Penyakit dan Perawatan 
Merawat kesehatan hewan meliputi mencegah dan mengobati penyakit. Mencegah penyakit dapat dilakukan dengan menerapkan biosekuriti yaitu mengupayakan kandang dan lingkungannya selalu bersih,melakukan penyemprotan kandang secara teratur,memvaksinasi sapi sesuai rekomendasi Dinas yang menangani peternakan setempat,memisahkan atau mengandangkan tersendiri sapi sakit dan sapi yang baru datang dari daerah lain. Beberapa penyakit yang umum adalah kembung perut ( bloat/timpani) dan cacingan. Kedua penyakit ini dapat dicegah dengan pelayuan hijauan yang diberikan kepada sapi. Penyakit lain yang perlu diwaspadai adalah penyakit jembrana,ngorok dan diare ganas menular,segera laporkan kejadian yang tidak biasa pada sapi ke Dokter Hewan atau Petugas Kesehatan Hewan terdekat.

Teknik Breeding / Perkawinan Sapi Bali
Sapi siap kawin pada umur 15-20 bulan untuk betina pada umur 15-24 bulan untuk jantan,yang ditandai dengan munculnya berahi,Sapi dapat dikawinkan 12-18 jam sejak munculnya tanda-tanda berahi. Jika perkawinan berhasil,sapi akan bunting selama 283 hari , anak sapi berumur 3 bulan sudah dapat disapih daninduk dapat dikawikan kembali.

Daerah Tujuan Pemasaran dan Cara Pemasaran. 
Hasil yang dapat dipasarkan dari beternak Sapi adalah Sapi potong dan Sapi bibit. Cara pemasaran dapat dilakukan dengan membawa sapi ke pasar hewan atau dengan menjualnya keluar pulau Bali seperti ke Kalimantan, Sumatera dan pulau Jawa.

Untuk area pemasaran sapi Bali saat ini memang agak terbatas karena rendahnya harga di daerah Jawa Barat dan DKI yang semula menjadi tujuan utama pasar sapi bali. Hal ini ternyata ada keuntungannya yaitu populasi sapi bali yang awalnya mulai berkurang di bali karena penjualan yang tidak terkontrol sekarang mulai bertambah lagi populasinya. (www.agrobisnisinfo.com)

Jumat, 17 Juni 2016

jenis dan keunggulan Sapi

JENIS-JENIS SAPI dan Keunggulannya
A. SIMENTAL
CIRI - CIRI :
1. Muka putih dan badan berwarna merah bata.
3. Berat jantan dewasa 1.000 - 1.200 kg.
4. Berat badan sapi betina 700 - 800 kg.
5. Karkas tinggi dengan sedikit lemak
6. Dual porpose (daging dan susu).7. Berkembang baik hampir di seluruh daerah di Indonesia.
B. LIMOUSIN
CIRI - CIRI :
1. Warna seluruhnya coklat muda, kuning agak kelabu (biege), kisaran merah gelap dan hitam.
2. Badan kompak dan padat
3. Cocok pada daerah dengan curah hujan tinggi.
4. Cocok di daerah dengan iklim sedang.
5. Warna straw pink.
KEUNGGULAN :
1. Pertumbuhan cepat dengan pertambahan berat badan harian (PBBH) 1,0 - 1,4 kg.
2. Umur 2 tahun 800 - 900 kg.
3. Dewasa 1.000 - 1.100 kg.
4. Kualitas daging baik.
5. Dikenal dan disukai peternak.
C. BRAHMAN
CIRI - CIRI :
1. Warna kulit putih atau keabu-abuan.
2. Berpunuk dan gelambir.
3. Bentuk tubuh kekar, kompak dan berotot.
4. Cocok terhadap daerah yang beriklim panas dan bercurah hujan tinggi.
5. Warna straw biru tua.
KEUNGGULAN :
1. Tidak mempunyai masalah dalam: melahirkan, penyakit mata dan tahan terhadap "footroot".
2. Tahan terhadap parasit internal (cacing) dan parasit eksternal (caplak), penyakit kembung perut (Bloat).
D. ONGOLE
CIRI - CIRI :
1. Warna kulit putih kelabu.
2. Berpunuk kecil.
3. Tinggi dan ramping.
4. Bercincin mata hitam di sekitar mata.
5. Moncong, rambut ekor dan kuku berwarna hitam.
6. Gelambir dari bawah mandibula sampai dada.
7. Pada kaki sering tampak lingkaran warna gelap
8. Pita yang mengelilingi bagian di atas kuku.
9. Kepala terangkat
10. Dahi cembung
11. Tanduk pendek.
12. Warna straw biru muda.
KEUNGGULAN :
1. Tahan terhadap panas karena permukaan kulit luas dengan adanya gelambir yang besar.
2. Berkaki kuat dan lurus.
3. Daya tahan untuk kerja sangat baik.
4. Mampu adaptasi terhadap kualitas pakan yang jelek.
E. ANGUS
CIRI - CIRI :
1. Warna kulit hitam.
2. Leher pendek.
3. Bentuk tubuh kekar kompak dan berotot.
4. Warna straw salem.
KEUNGGULAN :
1. Tubuh besar dan kompak
2. Pertumbuhan badan sangat cepat.
3. Berat badan dewasa jantan dapat mencapai lebih dari 1.100 kg.
4. Adaptabel terhadap pakan dan lingkungan tropis.
F. BRANGUS
CIRI - CIRI :
1. Warna kulit hitam seluruhnya.
2. Berpunuk ukuran kecil.
3. Biasanya tidak bertanduk
4. Warna straw hijau.
KEUNGGULAN :
1. Toleransi terhadap lingkungan tropis.
2. Tahan terhadap parasit luar dan dalam tubuh.
3. Mampu adaptasi terhadap kualitas pakan yang jelek.
4. Pertambahan berat badan berkisar 0,7 - 0,9 kg.
5. Persentase daging 2 - 4 % lebih dari pada karkas bangsa sapi lain.
G. SAPI PERAH
CIRI - CIRI :
1. Warna kulit hitam bercampur putih dengan batas yang jelas.
2. Berpunuk ukuran kecil.
3. Biasanya tidak bertanduk
4. Warna straw hijau.
KEUNGGULAN :
1. Toleransi terhadap lingkungan tropis.
2. Tahan terhadap parasit luar dan dalam tubuh.
3. Mampu adaptasi terhadap kualitas pakan yang jelek.
4. Lebih jinak.
5. Produksi susu lebih banyak.